Sony melancarkan serangan DDoS demi menjaga data mereka.
Sony melancarkan serangan balik usai dibobol peretas (techradar.com)
Perusahaan
teknologi Jepang, Sony tak tinggal diam menyusul serangan peretas atas
divisi studio Sony Picture Entertainment, akhir bulan lalu.
Sony dilaporkan mengambil langkah serangan balik untuk melindungi dan mengambil data penting mereka.
Sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan seperti halnya peretas, Sony juga melancarkan serangan distributed denial of service (Dos) pada situs yang mana datanya telah dicuri penjahat siber.
Siasat tersebut, dianggap hal yang umum dilakukan perusahaan besar dunia saat tengah mendapatkan serangan peretas dari luar.
Siasat tersebut, dianggap hal yang umum dilakukan perusahaan besar dunia saat tengah mendapatkan serangan peretas dari luar.
Sumber itu mengatakan,
untuk melancarkan serangan balik, Sony menggunakan Amazon Web Services,
unit komputasi awan Amazon yang menanamkan pusat datanya di Tokyo dan
Singapura. Taktik ini sudah biasa dilakukan untuk memerangi pembajakan
musik dan film internet.
Teknik yang ditempuh Sony ini mencoba mengelabui jaringan file-sharing, dengan melabeli nama-nama film populer misalnya dinamai Spider Man. Siasat ini bertujuan menarik pengguna menghabiskan waktu berjam-jam mengunduh file. Padahal, file itu adalah file kosong.
Langkah ini, sekaligus untuk mengagagalkan pengunduhan pengguna dan mendorong mereka beralih ke situs film yang sah.
Dikabarkan sebelumnya, divisi studi Sony telah dibobol peretas yang menamakan didiri mereka seabagai Guardian of Peace. Selain membobol lima film teranyar yang belum waktunya rilis, peretas juga mencuri informasi finansial, dana, data gaji emai linternal. Data yang dibobol itu disebutkan emncapai dibawah 100 TB.
Data bocoran kemudian ditaruh peretas dalam platfrom file-sharing umum. Sontak, daya industri film yang diumbar itu membuat ekosistem Hollywood terguncang. Terlebih lagi, data yang dibobol dilaporkan termasuk penawaran keuangan Sony dengan pihak ketiga.
Teknik yang ditempuh Sony ini mencoba mengelabui jaringan file-sharing, dengan melabeli nama-nama film populer misalnya dinamai Spider Man. Siasat ini bertujuan menarik pengguna menghabiskan waktu berjam-jam mengunduh file. Padahal, file itu adalah file kosong.
Langkah ini, sekaligus untuk mengagagalkan pengunduhan pengguna dan mendorong mereka beralih ke situs film yang sah.
Dikabarkan sebelumnya, divisi studi Sony telah dibobol peretas yang menamakan didiri mereka seabagai Guardian of Peace. Selain membobol lima film teranyar yang belum waktunya rilis, peretas juga mencuri informasi finansial, dana, data gaji emai linternal. Data yang dibobol itu disebutkan emncapai dibawah 100 TB.
Data bocoran kemudian ditaruh peretas dalam platfrom file-sharing umum. Sontak, daya industri film yang diumbar itu membuat ekosistem Hollywood terguncang. Terlebih lagi, data yang dibobol dilaporkan termasuk penawaran keuangan Sony dengan pihak ketiga.





